Latte art adalah seni menghias permukaan kopi dengan menuangkan busa susu (microfoam) ke dalam espresso. Seni ini awalnya populer di Italia, lalu menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, di mana latte art menjadi daya tarik utama kedai kopi modern dan menunjukkan keahlian seorang barista.
Teknik Dasar Latte Art
Ada dua teknik utama dalam membuat latte art:
- Steaming Milk: Memanaskan susu dengan uap hingga menghasilkan busa yang lembut dan halus. Kualitas busa ini sangat penting.
- Teknik Menuang:
- Free Pour: Langsung menuang susu untuk membuat pola dasar seperti hati atau bunga tulip.
- Etching: Menggunakan alat bantu seperti stik untuk membuat pola yang lebih rumit.
Latte art tidak hanya bergantung pada keterampilan barista, tetapi juga pada kualitas espresso. Espresso yang menggunakan biji kopi berkualitas akan menghasilkan crema yang stabil, sehingga memudahkan pembuatan latte art.
Kopi Indonesia untuk Latte Art

Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia dengan berbagai jenis biji kopi berkualitas. Beberapa di antaranya sangat cocok untuk latte art, terutama untuk base espresso.
- Arabika Gayo (Aceh): Punya rasa floral yang kompleks.
- Arabika Toraja (Sulawesi): Rasanya earthy dan full-bodied.
- Arabika Kintamani (Bali): Cita rasanya segar dengan sentuhan jeruk.
- Robusta Fine (Lampung, Jawa Timur): Memberi rasa pahit yang kuat.
Kopi-kopi ini sering digunakan dalam kompetisi internasional dan membuktikan bahwa kopi Indonesia dapat bersaing dengan kopi dari negara lain.
Peluang Kopi Indonesia di Pasar Global
Tren latte art global, yang ditandai dengan adanya kompetisi seperti World Latte Art Championship, membuka peluang besar bagi kopi Indonesia. Permintaan kopi premium untuk espresso-based drink terus meningkat. Untuk memanfaatkan peluang ini, Indonesia bisa:
- Meningkatkan ekspor kopi Arabika premium.
- Bekerja sama dengan barista internasional untuk mempromosikan kopi Indonesia.
- Memasarkan kopi dengan cerita asal-usulnya.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) berperan penting dalam menjaga kualitas dan memperluas pasar ekspor agar kopi Indonesia terus bersaing di tingkat global.
Baca juga: Mengenal lebih dalam tentang AEKI
Kesimpulan
Latte art adalah seni sekaligus strategi bisnis dalam dunia kopi. Dengan semakin berkembangnya tren coffee shop, latte art menjadi pintu masuk bagi kopi Indonesia untuk dikenal luas di kancah internasional.
Sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya melalui kopi berkualitas yang dapat diolah menjadi latte art. AEKI mendukung penuh upaya ini dengan menjaga standar mutu dan memperluas akses ekspor kopi Indonesia ke pasar global.
FAQ tentang Latte Art dan Kopi Indonesia
1. Apa itu latte art?
Latte art adalah seni menuang susu ke espresso hingga membentuk pola tertentu di permukaan kopi.
2. Apakah semua kopi bisa digunakan untuk latte art?
Idealnya, latte art menggunakan espresso berbasis Arabika premium karena menghasilkan crema yang stabil. Namun, campuran Robusta juga bisa digunakan untuk karakter rasa lebih kuat.
3. Apakah kopi Indonesia cocok untuk latte art?
Ya. Kopi Arabika Gayo, Toraja, dan Kintamani sangat cocok sebagai base espresso untuk latte art karena memiliki profil rasa kompleks dan seimbang.
4. Mengapa latte art penting dalam bisnis coffee shop?
Latte art meningkatkan estetika, daya tarik visual, dan menjadi simbol keterampilan barista. Hal ini mampu menarik pelanggan dan membangun citra brand coffee shop.
5. Bagaimana peluang kopi Indonesia dalam tren latte art global?
Kopi Indonesia berpeluang besar karena memiliki ragam cita rasa unik yang diminati pasar internasional, terutama untuk minuman espresso-based seperti latte, cappuccino, dan flat white.






